Senin, 10 Juli 2017

Memilih Dokter Obgyn (Part 1)

Waktu kehamilan pertama saya banyak temui pelajaran yang berarti. Terutama dalam memilih dokter obgyn yang menangani kandungan saya serta fasilitas penunjang RS itu sendiri.

Jujur saya jadi trauma dengan RS yang kalo dibatin saya meragukan.
Sedikit cerita,
Awal saya tau hamil yang pertama dulu, saya kebetulan berada di kampung halaman suami saya untuk menengok mimi (eyang BH). Jadi karena RS disana jarang, akhirnya saya dan BH menumpak becak menuju bidan yang katanya bagus (punya alat USG) di daerah situ.
Saat pemeriksaan itu saya sedang mengalami pendarahan, yang akhirnya saya tahu itu karena ketidaktahuan saya berhubungan bersama suami disaat hamil muda. Tapi bidan "yang katanya bagus" itu malah bilang itu darah mens. Padahal saya jelas sudah tespack hasilnya 2 GARIS! Dan batin saya mengatakan saya telah berbadan dua, eh malah di bilang itu siklus mens biasa. Sedih buk ibu dengernya! 😫 Mana harga konsulnya saya dimahalin 2x lipat! Normalnya penduduk asli disitu sekali kontrol dan bisa di USG cuma 50.000 tapi saya dikenakan biaya 100.000 karena logat saya yang logat jakarta plus gak diprint hasil USG nyaaah! Hmmm... Ya okelah saya gak begitu permasalahkan uang 100.000 itu. Saya ikhlaskan, mana sempet-sempetnya itu bidan nawarin konsultasi disitu lagi kalo saya dan suami kembali ke indramayu. Saya sama suami tegas ogah lah, hehe (maap ya walaupun ikhlas tapi ceritanya mengebu-gebu namanya juga wanita yang sedang mengharapkan kehamilan itu sensitip wkwk) 🙈

Terus ketika saya dan BH sudah tiba di jakarta kami sempat mengontrol kandungan saya di 3 dokter obgyn.
1. RSU Mulya Tangerang,
Dokternya mengecewakan sekali! (Lupa namanya siapa) Dari hasil lab jelas tertulis saya positif hamil. Tapi, saya tidak diresepi vitamin/bahkan obat penguat janin sama sekali! Hanya menebus obat paracetamol sanmol untuk menghilangkan nyeri di perut bagian bawah saya seharga 5000 rupiah dong ya :( #sad. Padahal setiap kali saya ke dokter kandungan saya gak pernah males untuk menceritakan riwayat yang saya rasakan, apalagi jelas saya ceritakan saya pernah pendarahan. Biaya tindakan IGD, dokter dan lab semuanya kurang lebih 500.000. Okelah cukup sekali disana.

2. RSIA Mutiara Bunda, Mencong,
Untuk di RS ini dokternya lumayan worth sih, enak juga ngejelasin nya...saya pun di resepi vitamin dan obat penguat janin. Mungkin untuk ibu hamil lain yang tidak ada masalah pada kandungannya seperti saya saat itu tidak akan masalah dengan resepnya. Tapi, setelah saya cerita ke teman2 kantor saya yang pernah mengalami pendarahan dikehamilannya mereka pada gak tau merk penguat yang saya beritahu itu, saya googling juga reviewnya sedikit :( yasudah tapi tetap saya minum itu semua obatnya. Biaya konsul, USG (print) dan obat + vitamin semuanya habis hampir 500.000. Namun saya masih ada keraguan untuk melanjutkan kontrol berikutnya disini.. Walaupun kaka ipar saya dulu melahirkan sc disini hehe :)

3. RS Sari Asih, Ciledug
Awal memilih kesini karea ada dokter obgyn yang bagus dan pro normal yaitu dr. Wisnu Setiawan SpOG. Namun.......
2 kali daftar untuk konsul ke dokter obgyn namun 2 kali juga saya dan suami tidak datang. Karena jam konsultasinya yang gak wajar! Hehe kenapa? Karena kami selalu mendapat nomor antrian 30 keatas (max pasien 40 org) jadi kira2 jam periksanya sekitar jam 11 san malem lah kata susternya. Hahaha udah mana suami besok harus kerja, dan juga saya sudah berusaha booking daftar dari H-1/H-2 sebelum hari H. Tapi selalu dapat dinomor akhir. Akhirnya saya menanyakan mengenai hal tersebut ke susternya. Taunya pasien dokter tersebut memang banyak, saking banyak pasiennya sudah booking daftar dari H-sebulan sebelumnya. Busyeeet edyaaaan *tepokjidat! 

4. RSU Permata Ibu, kunciran
Akhirnya kami memilih alternatif. Yaitu mencari tempat praktek dokter Wisnu di tempat lain, yaitu RSU Permata Ibu ini. Antriannya sih masih normal...dokternya juga lumayan enak. Tapi saya dan suami terkendala "jauhnyaaaa itu loh" dari tempat tinggal kami di Meruya Ilir. Kalau bawa mobil titik macetnya banyak :( 
Akhirnya tempat ini juga yang menjadi berakhirnya kami dalam pencarian dokter obgyn di kehamilan pertama saat itu. Karena pada saat kami datang kesini dengan kondisi sudah pendarahan selama 3 hari, dokter mengatakan bahwa janin saya sudah luruh bersih dari rahim saya. :') 

Oleh dari pengalaman itu saya dan suami berniat untuk kehamilan berikutnya kami akan lebih maksimal memberikan segal hal terbaik untuk si buah hati. Termasuk dalam memilih RS dan dokter kandungan. Berapapun rupiah yang harus kami bayar, asal sibuah hati selamat dan sehat. Cukuplah pengalam pertama menjadi pelajaran bagi kami. Khususnya setelah kami mengetahui bahwa rahim saya ini lemah dan butuh penangan yang terbaik untuk saya dan si calon buah hati. 

Note :
Bukan berarti RS diatas tidak baik, atau dokternya tidak bagus. Menurut saya, RS dan dokter obgyn sama halnya seperti jodoh, kalau kita sreg dan yakin pastilah juga baik untuk diri kita. Mungkin memang jalan saya yang tidak berjodoh dengan dokter obgyn di RS tersebut. Semua balik lagi ke kebutuhan dan individunya masing-masing. Jadi bukan berarti saya sombong/menjatuhkan brand RS diatas loh ya. Ini hanya berdasarkan pengalaman saya dan suami pribadi. Bagi kami, kami merasa kurang cocok dengan hal tersebut diatas, itu juga sesuai penilaian toh. Ada yang membuat kami tidak cocok karena penangannya, ada yang karena dokternya, ada yang karena jaraknya, ada yang karena antriannya, ada yang karena obat-obat penunjang medis nya, dll. Jadi itu semua sifatnya penilaian pribadi kami. Toh banyak juga kok teman, bahkan saudara kami yang cocok dengan RS tersebut diatas :) 

Seperti yang selalu saya bilang silahkan diambil yang baiknya dari tulisan saya, dan skip yang jeleknya ya.. Semoga bermanfaat...
Lanjut ke part 2 yaa.... :) Klik disini


0 komentar:

Posting Komentar